Gareng itu adalah salah satu dari empat punakawan yang sering muncul dalam pertunjukan wayang. Nama
lengkap dari Gareng sebenarnya adalah Nala Gareng, hanya saja masyarakat sekarang lebih akrab dengan sebutan
“Gareng”.Gareng
itu mempunyai watak suka bercanda. Kadang perkataannya lucu, kadang juga penuh
makna. Ia juga setia pada tuannya dan gemar menolong.
Dalam pengembaraannya, Ia pernah menjadi raja yang bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sangat sakti, hingga semua raja berhasil ia taklukan. Tetapi ia ingin mencoba Kerajaan Amarta tempat ia mengabdi ketika menjadi panakawan. Semua ksatria pandawa pun ia kalahkan.
Dalam pengembaraannya, Ia pernah menjadi raja yang bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sangat sakti, hingga semua raja berhasil ia taklukan. Tetapi ia ingin mencoba Kerajaan Amarta tempat ia mengabdi ketika menjadi panakawan. Semua ksatria pandawa pun ia kalahkan.
Gareng
adalah punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa
dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam bertindak. Selain
itu, cacat fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah.
Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik
orang lain. Diceritakan bahwa tumit kanannya terkena semacam penyakit
bubul.Dalam
suatu carangan Gareng pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan gelar Pandu Pragola. Saat itu dia
berhasil mengalahkan Prabu Welgeduwelbeh raja dari Borneo yang tidak lain adalah penjelmaan dari
saudaranya sendiri yaitu Petruk.
Dulunya,
Gareng berwujud satria tampan bernama Bambang Sukodadi dari pedepokan
Bluktiba. Gareng sangat sakti namun sombong, sehingga selalu menantang duel
setiap satria yang ditemuinya. Suatu hari, saat baru saja menyelesaikan tapanya, ia berjumpa dengan satria lain bernama Bambang
Panyukilan. Karena suatu kesalahpahaman, mereka malah berkelahi. Dari hasil
perkelahian itu, tidak ada yang menang dan kalah, bahkan wajah mereka berdua
rusak. Kemudian datanglah Batara Ismaya (Semar) yang kemudian melerai mereka. Karena
Batara Ismaya ini adalah pamong para satria Pandawa yang berjalan di
atas kebenaran, maka dalam bentuk Jangganan Samara Anta, dia (Ismaya)
memberi nasihat kepada kedua satria yang baru saja berkelahi itu.
Karena
kagum oleh nasihat Batara Ismaya, kedua satria itu minta mengabdi dan minta
diaku anak oleh Lurah Karang
Kadempel,
titisan dewa (Batara Ismaya) itu. Akhirnya Jangganan Samara Anta bersedia
menerima mereka, asal kedua satria itu mau menemani dia menjadi pamong para
kesatria berbudi luhur (Pandawa),
dan akhirnya mereka berdua setuju. Gareng kemudian diangkat menjadi anak tertua
(sulung) dari Semar.
Komik
dan Film
Pada tahun 1960an, di Indonesia pernah diterbitkan
dagelan versi komik dari tokoh punakawan ini. Komik tersebut berjudul Petruk dan
Gareng. Sebenarnya bukan hanya satu komikus yang pernah membuat komik ini,
namun Indri Soedono adalah komikus yang disebut mengawalinya. Indri Soedono
adalah komikus yang paling produktif membuat komik Petruk dan
Gareng ini pada tahun 1960an hingga tahun 1970an, karya-karyanya banyak
diterbitkan oleh CV Loka Tjipta Semarang. Komikus lain yang mengikutinya adalah
Oerip, Rini AS, Leo, Sopoiki, Tjepi, Ricky NS, dan Tatang
Suhenra.
Di antarapara komikus yang pernah menggarap Petruk dan
Gareng, Tatang S adalah salah satu komikus yang paling tenar sebagai membuat
komik Petruk dan
Gareng karena dia yang masih tetap bertahan membuat komik ini meski pada tahun
1980an dunia perkomikan di Indonesia mulai meredup. Dia membuat komik Petruk dan
Gareng dengan format sederhana dan mendistribusikan langsung ke sekolah-sekolah
dasar melalui penjual mainan anak-anak. Komik dengan format sederhana tersebut
kebanyakan diterbitkan Gultom Agency.
Komik Petruk dan
Gareng yang pernah digarap oleh para komikus Indonesia ini berbeda dengan kisah
pewayangan aslinya, setting dari komik ini lebih modern. Mulai masyarakat
perkotaan hingga masyarakat pedesaan, lengkap dengan atribut-atribut masa kini
yaitu sepeda motor dan mobil. Kemudian pada tahun 2011, pertama kali dagelan Petruk dan
Gareng versi komik ini dibuat filmnya. Film tersebut berjudul Gareng dan Petruk dalam
kisah Super - Horror the Movie. Film berdurasi 27 menit ini diputar pertama
kali di Bioskop
21 Dieng Plasa Kota
Malang. Film komedi ini dibuat oleh Padepokan Film Malang,
salah satu komunitas film di Kota Malang bekerjasama dengan Radio MFM dan Indosat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar